Tampilkan postingan dengan label Cara Mengatur Kerja Pompa Air Secara Otomatis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cara Mengatur Kerja Pompa Air Secara Otomatis. Tampilkan semua postingan

19/01/13

Cara Mengatur Kerja Pompa Air Secara Otomatis


Pompa air banyak dipergunakan di rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan mengalirkan air. Pada umumnya pompa dipakai untuk mengalirkan air dari sumur langsung ke kran, atau dari sumur menuju tangki reservoir baru kemudian dari tangki air mengalir secara gravitasi menuju kran. Untuk mengatur operasi pompa secara otomatis sesuai dengan kebutuhan kita diperlukan alat pengontrol kerja pompa. Pada umumnya ada dua jenis alat kontrol yang banyak dipakai melengkapi pompa di rumah tangga, yaitu pressure switch (bekerja berdasarkan tekanan air di sisi keluaran pompa) dan level control (berdasarkan ketinggian permukaan air yang berada di dalam tangki reservoir). Level control hanya cocok dengan sistem yang menggunakan tangki reservoir sebelum air didistribusikan ke pengguna, karena pelampung alat ini harus dimasukkan ke dalam tangki. Gambar kedua alat pengontrol tersebut seperti di bawah ini. Sebelah kiri level control switch dan sebelah kanan pressure switch.

http://pompa-plus.blogspot.com/

Prinsip kerja kedua alat ini sama yaitu switch (pemutus dan penghubung arus listrik). Bedanya gaya untuk membuka tuas penghubung arusnya adalah gaya berat pelampung untuk level control, sedang untuk pressure switch adalah gaya akibat tekanan air di sisi keluaran pompa. Namun akibatnya terhadap operasi pompa berbeda. Bila menggunakan level control, pompa baru akan mati bila kedua pelampung mengambang di permukaan level air dan hidup lagi manakala kedua pelampung tergantung, artinya muka air berada di bawah kedua pelampung yang tergantung pada switchnya. Jadi hidup matinya pompa (start-stop) jarang. Sedangkan pressure switch mengakibatkan start stop lebih sering karena begitu tekanan sisi keluar pompa turun akibat keran terbuka, maka pompa akan start dan akan mati sesaat setelah semua aliran keluar pompa tertutup. Konsekuensinya umur pressure switch biasanya lebih pendek (lebih cepat rusak).
Sebagai kesimpulan, pemilihan pengaturan operasi pompa tergantung pada system instalasi air yang dirancang. Untuk yang menggunakan tangki tendon dengan distribusi secara gravitasi disarankan menggunakan level control. Sedangkan untuk instalasi yang hanya berupa pemipaan langsung dari sumber menuju pemakai, tidak ada pilihan kecuali memakai pressure switch dengan konsekuensi cepat rusak bila tidak dilengkapi dengan tangki tekan untuk mengurangi frekuensi start stop.

Cara Mengatur Kerja Pompa Air Secara Otomatis - Hallo para pembaca website pompaindustri.co.id Perbaikan Pompa Industri di Jakarta, Tangerang, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera, Pada Artikel yang dibaca kali ini dengan judul Cara Mengatur Kerja Pompa Air Secara Otomatis, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan kami ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cara, Artikel Cara Mengatur Kerja Pompa Air Secara Otomatis, Artikel Pompa Air Otomatis, Artikel tips, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca. Bila perusahaan anda membutuhkan pompa industri dapat langsung mengunjungi website utama kami di pompaindustri.co.id atau langsung mengklik pada halaman contact us di website ini.

Judul : Cara Mengatur Kerja Pompa Air Secara Otomatis
link : Cara Mengatur Kerja Pompa Air Secara Otomatis

Baca juga


Cara Mengatur Kerja Pompa Air Secara Otomatis


Pompa air banyak dipergunakan di rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan mengalirkan air. Pada umumnya pompa dipakai untuk mengalirkan air dari sumur langsung ke kran, atau dari sumur menuju tangki reservoir baru kemudian dari tangki air mengalir secara gravitasi menuju kran. Untuk mengatur operasi pompa secara otomatis sesuai dengan kebutuhan kita diperlukan alat pengontrol kerja pompa. Pada umumnya ada dua jenis alat kontrol yang banyak dipakai melengkapi pompa di rumah tangga, yaitu pressure switch (bekerja berdasarkan tekanan air di sisi keluaran pompa) dan level control (berdasarkan ketinggian permukaan air yang berada di dalam tangki reservoir). Level control hanya cocok dengan sistem yang menggunakan tangki reservoir sebelum air didistribusikan ke pengguna, karena pelampung alat ini harus dimasukkan ke dalam tangki. Gambar kedua alat pengontrol tersebut seperti di bawah ini. Sebelah kiri level control switch dan sebelah kanan pressure switch.

http://pompa-plus.blogspot.com/

Prinsip kerja kedua alat ini sama yaitu switch (pemutus dan penghubung arus listrik). Bedanya gaya untuk membuka tuas penghubung arusnya adalah gaya berat pelampung untuk level control, sedang untuk pressure switch adalah gaya akibat tekanan air di sisi keluaran pompa. Namun akibatnya terhadap operasi pompa berbeda. Bila menggunakan level control, pompa baru akan mati bila kedua pelampung mengambang di permukaan level air dan hidup lagi manakala kedua pelampung tergantung, artinya muka air berada di bawah kedua pelampung yang tergantung pada switchnya. Jadi hidup matinya pompa (start-stop) jarang. Sedangkan pressure switch mengakibatkan start stop lebih sering karena begitu tekanan sisi keluar pompa turun akibat keran terbuka, maka pompa akan start dan akan mati sesaat setelah semua aliran keluar pompa tertutup. Konsekuensinya umur pressure switch biasanya lebih pendek (lebih cepat rusak).
Sebagai kesimpulan, pemilihan pengaturan operasi pompa tergantung pada system instalasi air yang dirancang. Untuk yang menggunakan tangki tendon dengan distribusi secara gravitasi disarankan menggunakan level control. Sedangkan untuk instalasi yang hanya berupa pemipaan langsung dari sumber menuju pemakai, tidak ada pilihan kecuali memakai pressure switch dengan konsekuensi cepat rusak bila tidak dilengkapi dengan tangki tekan untuk mengurangi frekuensi start stop.